12/Feb/2020

“ PEMAKAIAN GIGI TIRUAN PADA ANAK II”

drg. H.R. Ginandjar Aslama Maulid.

Staf Medis Gigi dan Mulut RS Al Islam

Firman Allah SWT, dalam surat  At Tin ayat 4 : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Seperti pada tulisan sebelumnya bahwa tanggalnya gigi secara premature pada anak penyebabnya adalah trauma, karies atau konginetal (kelainan bawaaan), sehingga membutuhkan gig tiruan dan atau alat  pada gigi anak. Syarat gigi tiruan pada anak:

  • Mudah dibersihkan
  • Mudah dilepas pasang
  • Harus dapat memperbaiki/ meningkatkan fungsi mengunyah, estetis dan kontur wajah
  • Lengkung rahang yang normal tidak terganggu pertumbuhannya
  • Ketebalan gigi tiruan tidak mengganggu fungsi bicara.

Gigi tiruan pada anak di dunia kedokteran gigi dikenal dengan istilah “Space Maintainer dan Space Regainer”. Yang dimaksud dengan space maintainer  adalah suatu alat yang bisa digunakan baik secara fixed/ cekat maupun removable/ lepasan yang dirancang/ didesign untuk mempertahankan ruang yang ada dalam lengkung rahang, dimana ruang ini disebabkan oleh gigi decidu/ susu/ sulung yang mengalami premature loss/ kehilangan dini gigi sulung (ompong)  dengan tujuan agar gigi tetangganya tidak mengalami displacement (kamus kedokteran gigi F. J.Harty). Dan tindakannya/ prosedurnya dilakukan pada saat gigi sulung tanggal dini dengan tujuan untuk mencegah hilangnya ruang/space dan meningkatkan perkembangan lengkung rahang (Rao, Arathi. Principles and practice of Pedodontics. Ed3. New Delhi:Jaypee,20012:143). Sedangkan Space Regainer  adalah alat yang digunakan untuk menggerakkan gigi  permanen yang mengalami displacement  agar kembali ke posisi  normal didalam lengkung rahang, sehingga ruang untuk erupsi  yang awalnya tertutup akibat pergerakkan gigi tersebut dapat terbuka  dan menyediakan ruang bagi benih gigi permanen yang akan erupsi. Jadi bilamana harus dilakukan tindakan Space Maintainer dan kapan harus dilakukan tindakan Space Regainer untuk putra putri bapak ibu, untuk tindakan dan penggunaan alat Space Maintainer  yaitu pada kasus dimana ruang tempat gigi permanen yang akan erupsi masih ada karena gigi tetangganya belum mengalami displacement. Sedangkan tindakan/ pemasangan alat Space regainer untuk kasus dimana ruang tempat gigi permanen yang akan erupsi sudah tidak ada karena telah terjadi displacement  dari gigi tetangganya.

Fungsi dari tindakan/ pemasangan gigi tiruan/ alat pada Space Maintainer  adalah mempertahankan ruang untuk erupsi  (gigi tetap/ gigi permanen yang akan muncul), sedangkan tindakan Space regainer upaya untuk mempersiapkan ruang untuk gigi permanen agar sesuai pada tempatnya.

Bagian / letak perbedaan tindakan pemasangan gigi tiruan ini hanya pada bagian alat/ gigi tiruan tersebut  ada U-Loop nya (besi yang berbentuk U)/ bagian yang terdapat diantara gigi tetangganya. Pada Space Maintainer  bagian U-Loop nya tidak terdapat spring atau per atau bentuk yang bisa diregangkan (karena fungsinya hanya untuk mempertahankan), tetapi pada Space Regainer bagian U-loop nya terdapat spring atau per atau bentuk alat yang bisa diregangkan karena fungsinya untuk menggeser atau menggerakkan gigi tetangganya agar didapat kembali ruang untuk pertumbuhan benih gigi permanen.

Adapun kapan waktu yang tepat harus dipasang Space Maintainer dan kapan terpasang alat Space Space regainer. Untuk pemasangannya sebagai berikut: Space Maintainer   waktu pemasangannya yaitu segera setelah gigi tanggal/ premature loss (orthodontic preventif), lain halnya dengan Space Regainer  pemasangannya lebih dari 6 bulan setelah gigi tanggal (orthodontic Interseptif).

Space Maintainer  ada 2 macam yaitu   Space Maintainer  lepasan yang dapat di lepas dan dipasang oleh anak atau dibantu orang tuanya (seperti hal nya gigi tiruan/ gigi palsu) dan    Space Maintainer  Permanen hanya dokter gigi lah   yang dapat melepas dan memasang kembali. Begitupun dengan  Space Regainer sama seperti halnya   Space Maintainer  ada 2 macam yang bisa lepas pasang oleh pasien sendiri (Space Regainer lepasan) dan ada yang harus oleh dokter gigi dilepas dan dipasang kembali (Space Regainer permanen).

Bilamana gigi tetap pengganti sudah erupsi sempurna,maka alat lepasan tersebut tidak berguna lagi. Jadi prinsipnya alat lepasan tersebut dipakai selama gigi tetap pengganti belum tumbuh/muncul/erupsi. Fungsi alat lepasan tersebut lebih tepat disamping membantu proses pengunyahan / estetik ( khusus gigi depan), juga untuk mempertahankan ruangan gigi yang ompong supaya ruangan tidak menyempit akibat pergeseran gigi yang masih tinggal dan menahan gigi lawan spy tidak memanjang/turun kearah gigi yang ompong,juga untuk menyesuiakan ruangan yang diperlukan untuk gigi tetap penggantinya.

Perlu diketahui juga oleh bapak ibu terutama yang memiliki putra putri dalam masa pertumbuhan gigi tetap/ permanen bahwa tahapan pembentukan gigi  tetap sebagai berikut:

Gigi seri tengah rahang bawah 6 – 7 tahun dan rahang atas 7 – 8 tahun. Gigi seri samping rahang bawah 7 – 8 tahun dan rahang atas 8 -9 tahun. Gigi taring rahang bawah 9 -10 tahun dan rahang atas 11 – 12 tahun. Geraham kecil pertama rahang bawah 10 -12 tahun dan rahang bawah 10 -11 tahun. Geraham gigi kecil kedua rahang bawah 11 – 12 tahun dan rahang atas 10 – 12 tahun. Geraham besar pertama  rahang bawah 6 – 7 tahun dan rahang atas 6 – 7 tahun. Geraham besar kedua rahang bawah 11 – 13 tahun dan rahang atas 12 – 13 tahun. Geraham ketiga (terakhir) rahang bawah  dan atas sama pada usia 17 – 21 tahun. Dengan mengetahui pertumbuhan gigi tetap, bapak ibu dapat sejak dini menjaga dengan perawatan atau konsultasi kepada ahlinya agar gigi putra putri bapak ibu  dapat terjaga tetap tumbuh dengan baik dan tampak indah karena gigi putra putri ibu rapi secara estetik. Seperti hal nya tersurat dalam firman Allah swt pada tulisan ini.

Jika Bapak/ Ibu ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pemeriksaan Gigi dan Mulut dapat diakses ke nomor telp (022)7565588 ext. 3212. 3214,3215 (Klinik Gigi dan Bedah Mulut)

Semoga tulisan ini bermanfaat Rumah Sakit Al Islam Bandung Sahabat Anda Menuju Sehat Bermanfaat. Aamiin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


05/Feb/2020

“ PEMAKAIAN GIGI TIRUAN PADA ANAK ”

drg. H.R. Ginandjar Aslama Maulid.

Staf Medis Gigi dan Mulut RS Al Islam

 

Dari Abu Hurairah ra.bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Seandainya aku tidak khawatir untuk mempersulit ummatku niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak (bersugi/ membersihkan gigi) setiap akan mengerjakan shalat” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan seperti halnya dalam surat  At Tin ayat 4 : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik secara rohani maupun jasmani. Salah satu kondisi kesehatan manusia  yang harus dijaga adalah  kebersihan gigi. Terutama pada anak-anak yang sejak dini sudah diperkenalkan bagaimana menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut, sehingga tetap terjaga keutuhan dan kebersihan gigi geligi mereka sejak usia dini.

Gigi adalah salah satu bagian tubuh yang harus diperhatikan dengan baik, terutama pada periode gigi sulung. Pada anak-anak, jenis / penyebab kehilangan gigi sulung biasanya diakibatkan oleh trauma (benturan/ terjatuh),kerusakan gigi / karies yg luas dan congenital (bawaan). Kerusakan pada gigi mengakibatkan gangguan pada proses pengunyahan bahkan tidak sedikit yang menimbulkan rasa sakit karena gigi bolong dll. Kondisi ini akan berpengaruh dalam proses mengunyah makanan, makanan sebelum ditelan harus melalui proses pengunyahan di dalam rongga mulut dengan gigi geligi, agar proses tersebut  berjalan  baik harus disertai  perawatan dan pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut,dengan mengajarkan sejak dini  anak-anak disiplin menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur malam, hal ini terutama yang mengakibatkan karies yang luas pada anak-anak. Kerusakan yang terjadi akibat faktor-faktor tersebut tadi pada gigi jika dibiarkan dapat menyebabkan gigi tanggal sebelum waktunya dan akan diikuti adanya perubahan dan fungsi pada gigi dan mulut.

Tanggalmya gigi sulung secara dini pada anak, dapat menimbulkan migrasi gigi disebelahnya (gigi tetangga)  sehingga akan mengakibatkan gigi tetangga mengisi ruang kosong gigi sulung yang tanggal tersebut dan lambat laun akan mengakibatkan maloklusi (bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang menyimpang dari bentuk standar/ karena gigi berantakan, selain itu lengkung gigi tidak berkembang secara optimal, bahkan dapat mengakibatkan panjang lengkung rahang dan berubahnya oklusi gigi (perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada rahang atas (maksila) dan rahang bawah (mandibula)). Akibat lain adalah misartikulasi konsonan pada pengucapan (s), (z), (v), (f) serta tampilan estetis yang mengakibatkan rasa malu/ minder.

Untuk mengatasi hal tersebut diatas Klinik Gigi Rumah Sakit Al Islam Bandung dapat menjadikan solusi agar permasalahan-permasalahan yang dialami buah hati anda sehubungan dengan tanggal premature gigi pada anak-anak, dapat teratasi dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang membuat pertumbuhan gigi putra putri anda terganggu sehingga berdampak sampai dewasa.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa fungsi gigi tiruan adalah untuk membantu pengunyahan (mastikasi), estetik, menahan kedudukan/posisi gigi yang masih sehat supaya tidak bergeser ke tempat yang ompong,menahan otot wajah,mencapai keseimbangan beban kunyah dalam upaya  menahan kedudukan fungsi sendi rahang (TMJ=temporo mandibular joint), fungsi fonetik/bicara.             Pembuatan dan pemakaian gigi tiruan sampai saat ini hanya sebatas  pada orang tua /  dewasa muda, padahal pemakaian gigi tiruan pada anak2 usia muda ( masih dalam periode pertumbuhan/perkembangan aktif ), sangat  dianjurkan. Hal ini diperlukan supaya tidak mengganggu periode pergantian gigi susu/ sulung ke gigi dewasa/tetap dan tidak mengganggu pertumbuhan/perkembangan rahang secara alami. Pembuatan gigi tiruan lepasan pada anak harus memperbaiki fungsi pengunyahan,estetik dan kontur wajah. Tidak mengganggu pertumbuhan lengkung rahang yg normal. Ketebalan gigi tiruan tidak mengganggu fungsi pengucapan / bicara. Mudah dibuka pasang, mudah dibersihkan,memberikan kenyamanan saat dipakai (namun adakalanya gigi tiruan,tidak akan senyaman gigi asli ),yang terpenting pasen harus mengetahui fungsi gigi tiruan & kelebihan/kekurangan serta disiplin dalam pemakaian. Umumnya orang tua yg memiliki putra/i yang masih muda/belia,tidak/kurang mengetahui kepentingan/kegunaan gigi tiruan pada anak2 mereka.    Selain kerusakan gigi anak-anak,sangat perlu diperhatikan oleh para orang tua adalah periode  pergantian gigi susu / sulung ke gigi tetap / permanen.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan bila anak-anak usia pertumbuhan / perkembangan yg masih terdapat gigi geligi campuran ( usia dibawah 10-12    tahun ) yang memiliki gigi ompong karena pencabutan sebelum waktu nya / copot karena terjatuh / benturan keras, segera membuat gigi tiruan lepasan yang bisa dibuka pasang pasen / tidak bisa dilepas (permanent), hanya dokter gigi nya yang bisa melepas , di dunia kedokteran gigi dikenal dengan nama “SPACE MAINTENER dan SPACE REGAINER”.

Jika Bapak/ Ibu ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pemeriksaan Gigi dan Mulut dapat diakses ke nomor telp (022)7565588 ext. 3212. 3214,3215 (Klinik Gigi dan Bedah Mulut)

Semoga tulisan ini bermanfaat Rumah Sakit Al Islam Bandung Sahabat Anda Menuju Sehat Bermanfaat. Aamiin.

 

 

 

 

 

 


02/Jan/2020

HINDARI HALANGAN IBADAH BAHKAN KETIKA SAKIT

H. Muhammad Iqbal, SP.PD

Direktur RS Al Islam Bandung

 

Sebagai seorang Muslim, kewajiban ibadah adalah satu hal yang melekat dalam kehidupan. Selama hayat dikandung badan kewajiban ibadah menjadi suatu hal yang mutlak untuk ditunaikan sebagai bukti keimanan seorang Muslim. Di antara ibadah yang wajib bagi seorang Muslim adalah Sholat. Sholat tetap diwajibkan dalam berbagai kondisi seperti dalam perjalanan ataupun dalam kondisi sakit. Kewajiban Sholat hanya gugur bila seorang muslim kehilangan akal atau kesadarannya. Memang terdapat beberapa keringanan dalam kedua kondisi di atas tetapi tetap saja kewajiban nya tidak menjadi gugur.

 

Bagi seorang yang sehat, kewajiban sholat ini halangannya tidak banyak, tantangan terbesar adalah melawan hawa nafsu dan kemalasan. Rentang waktu yang cukup panjang untuk tiap-tiap waktu sholat memungkinkan kita untuk dapat melaksanakan ibadah ini dengan mudah dengan waktu yang relatif singkat. Bagi saudara-saudara kita yang tengah berbaring sakit, halangannya bisa berlipat-lipat, berbagai macam keterbatasan dapat dialami oleh seseorang yang sedang sakit. Terdapat beberapa keringanan yang telah disyariatkan untuk kondisi sakit, misalnya dapat melaksanakan sholat dengan posisi duduk, berbaring ataupun dengan isyarat. Walaupun demikian tentu kadang-kadang pelaksanaannya tidak mudah dengan berbagai kompleksitas penyakit yang di alami oleh seorang yang sedang sakit.

 

Kita dapat menemukan populasi orang yang sedang mengalami sakit dalam jumlah yang besar tentu di rumah sakit. Ada yang di unit gawat darurat, unit rawat jalan, unit-unit penunjang maupun rawat inap. Selama di rumah sakit, saudara-saudara yang sedang mengusahakan kesembuhannya melewati waktu pelayanan yang kadang tidak sebentar bahkan beberapa harus melewati perawatan di rawat inap yang dapat sampai berbulan-bulan. Berbagai kondisi turun naik nya kesehatan dapat terjadi juga di rumah sakit selama masa perawatan.

 

Salah satu kewajiban rumah sakit dalam UU No.44 2009 tentang Rumah Sakit adalah menyediakan sarana ibadah dan memberikan hak pasien untuk menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaannya, dengan demikian pelaksanaan ibadah pasien adalah tanggung jawab rumah sakit dan dalam pelaksanaannya harus dikelola oleh manajemen rumah sakit sehingga hak-hak pasien terkait ibadah dapat terpenuhi dengan baik.

 

Pelaksanaan ibadah sholat bagi seorang muslim cukup banyak persyaratan yang harus dipenuhi mulai dari bersuci dari hadas besar maupun kecil, suci dari najis baik pakaian maupun tempat sholat, menghadap kiblat, niat dan terakhir melaksanakan rukun sholat dengan tertib. Ketersediaan sarana untuk memungkinkan hal-hal di atas dapat terwujud tidak mudah apalagi untuk rumah sakit dengan jumlah pasien yang besar dan variasi kasus berbeda-beda. Alat bersuci perlu disediakan yang mudah dan terjangkau bagi pasien, pengingat waktu sholat atau kumandang azan haruslah terdengar oleh pasien, sebagian besar pasien akan melaksanakan sholat di tempat tidur sehingga perlu ada jaminan bahwa alas tempat tidur pasien suci dari najis, arah kiblat semestinya tersedia di setiap kamar perawatan maupun di tempat lain. Selain sarana perlu juga disediakan pembimbing yang dapat memandu pasien untuk dapat melaksanakan kewajiban sholat dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya.

 

Dalam pelaksanaan ibadah sholat untuk pasien saja setidaknya beberapa unit di rumah sakit memiliki peranan yang besar, misal unit logistic menjamin ketersediaan peralatan bersuci (spray untuk wudhu, tayamum pad), unit pemeliharaan saran rumah sakit menjamin ketersediaan arah kiblat, peralatan pengingat waktu sholat  dan pemeliharaan mushola atau masjid, unit cleaning service menjamin kebersihan dan kesucian lantai ruang perawatan untuk dapat digunakan sholat, unit laundry menjamin alat tenun alas tempat tidur pasien bersih dan suci dari najis, perawat dan petugas kerohanian membimbing pelaksanaan ibadah sholat pasien. Perlu perhatian khusus dari pengelola agar seluruh unit dapat bersinergi untuk terlaksananya seluruh kegiatan tersebut dengan baik.

 

Pada kasus tertentu yang menyita waktu cukup banyak perlu direncanakan dengan baik agar sedapat mungkin tidak menabrak waktu sholat, contohnya operasi. Pada operasi yang bersifat terencana alangkah baiknya jadwalnya dapat disesuaikan dengan waktu sholat sehingga baik pasien, petugas maupun dokter dapat melaksanakan ibadah sholat sesuai dengan waktunya. Begitu pula dengan jadwal poliklinik yang relatif dapat dikelola sehingga baik pasien, petugas maupun dokter dapat melaksanakan ibadah sholat tepat waktu. Perkecualian tentu pada kasus yang bersifat gawat darurat karena keselamatan jiwa merupakan hal yang perlu diupayakan secara optimal.

 

Selain sholat, terdapat hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh seorang muslim yaitu bahwa segala sesuatu yang dimakan atu dimasukkan ke dalam tubuh merupakan barang yang halal. Oleh karena itu, selama di rumah sakit sebaiknya kehalalan makanan dan obat perlu diperhatikan. Saat ini pengawasan kehalalan makanan dan obat masih menjadi kewenangan LPPOM MUI, dapur gizi yang ingin tersertifikasi halal harus melalui serangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh LPPOM MUI sebelum dikeluarkan sertifikat halal untuk dapur gizi tersebut. Walaupun sedikit jumlah obat yang tersertifikasi halal, alangkah baiknya rumah sakit memprioritaskan obat-obatan yang tersertifikasi halal untuk ketenangan para pasien muslim yang menggunakannya.

 

Alangkah indahnya apabila sebuah rumah sakit tidak hanya sebagai tempat untuk upaya pelayanan fisik tetapi juga sebagai tempat untuk merenungi dan memohon ampun untuk kehidupan sebelumnya, bersabar atas musibah yang dialaminya, bersyukur atas ni’mat yang telah diberikan dan bila sekiranya Allah SWT memanggil dalam keadaan husnul khotimah.

 

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”

(QS. Al Mu’minun: 115).

 

Alloohu A’lam Bishowab.

 

Jika Bapak/Ibu ingin mendapatkan informasi mengenai pelayanan RS Al Islam Bandung, silahkan menghubungi Bagian Informasi di no tlp 022-7565588 ext. 705.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat… Rumah Sakit Al Islam Bandung Sahabat Anda Menuju Sehat Bermanfaat. Aamiin.


09/Feb/2019

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar, yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur.

Empat Pilar tersebut adalah:

1. Mengonsumsi makanan beragam.
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh: nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral; sayuran dan buah-buahan pada umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan protein; ikan merupakan sumber utama protein tetapi sedikit kalori. Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan tunggal yang sempurna. Hal ini disebabkan karena ASI dapat mencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta sesuai dengan kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh.

Apakah mengonsumsi makanan beragam tanpa memperhatikan jumlah dan proporsinya sudah benar?
Tidak.

Selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur. Anjuran pola makan dalam beberapa dekade terakhir telah memperhitungkan proporsi setiap kelompok pangan sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya. Contohnya, saat ini dianjurkan mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan dibandingkan dengan anjuran sebelumnya. Demikian pula jumlah makanan yang mengandung gula, garam dan lemak yang dapat meningkatkan resiko beberapa Penyakit Tidak Menular (PTM), dianjurkan untuk dikurangi. Akhir-akhir ini minum air dalam jumlah yang cukup telah dimasukkan dalam komponen gizi seimbang. Oleh karena pentingnya air dalam proses metabolisme dan dalam pencegahan dehidrasi.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih
Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang. Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi, terutama apabila disertai panas. Pada orang yang menderita penyakit diare, berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara langsung akan memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita kurang gizi akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah hubungan timbal balik.

Dengan membiasakan perilaku hidup bersih, akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh: 1) selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri; 2) menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi lalat dan binatang lainnya, serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit; 3) selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit; dan 4) selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit cacingan.

3. Melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan masuk ke dalam tubuh.

4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal
Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.

Bagi bayi dan balita, indikator yang digunakan adalah perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur. Pemantauannya dilakukan dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat).
Berat Badan Normal adalah :

a. untuk orang dewasa jika IMT 18,5 – 25,0;

 

 

 

b. bagi anak Balita dengan menggunakan KMS dan berada di dalam pita hijau.

 

bersambung…


26/Jan/2019

Bismillaahirrahmaanirrahiiim.

Dispepsia merupakan suatu kondisi dimana penderita merasakan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, atau dada. Biasanya penderita sering merasa seperti adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit dan/atau rasa terbakar di perut.

Munculnya rasa nyeri pada dispepsia, bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

  1. Menelan udara (aerofagi);
  2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung;
  3. Iritasi lambung (gastritis);
  4. Ulkus gastrikum atau ulkus duo denalis;
  5. Kanker lambung;
  6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis);
  7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya);
  8. Kelainan gerakan usus;
  9. Kecemasan atau depresi.

Rasa tidak nyaman pada perut biasanya disebabkan oleh berlebihnya volume asam lambung. Asam lambung adalah zat yang dihasilkan untuk mencerna, jika perut kosong atau jika produksi asam lambung berlebih sehingga jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah zat yang dicerna, maka dapat menyebabkan luka pada permukaan lambung.

Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada, bisa juga disertai dengan serdawa dan suara usus yang keras. Pada beberapa penderita dispepsia, makan dapat memperburuk nyeri. Sedangkan pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyeri yang dirasakan. Gejala lain meliputi, nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).

Jika keluhan terus dibiarkan, maka luka yang terjadi dapat berlanjut sampai ke bagian dalam lambung. Sehingga menyebabkan lambung menjadi berlubang dan akhirnya terjadi pendarahan dan kanker lambung.

Kita tentu tidak ingin mengalami hal itu, kalaupun terlanjur menderita dispepsia, kita wajib merawatnya agar kondisi tidak semakin buruk. Berikut uraian cara perawatan dan pencegahannya:

  1. Makan dengan porsi kecil tapi sering. Contohnya, biskuit dan roti;
  2. Menghindari alkohol dan kopi;
  3. Menghindari makanan yang merangsang lambung. Contohnya, cabe, cuka, sambal, ketan dan sebagainya;
  4. Hindari rokok;
  5. Makan teratur sesuai dan tepat waktu;
  6. Istirahat cukup;
  7. Menghindari stres;
  8. Minum obat bila sakit mag kambuh. Bila harus minum obat karena suatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar sehingga tidak mengganggu fungsi lambung.

Kunyit bisa membantu meredakan gejala dispepsia. Cara mengolahnya, dua rimpang kunyit seukuran ibu jari, dicincang lalu campurkan dengan ± 1,5 gelas air, lalu rebus hingga mendidih dan biarkan sampai volume air berkurang menjadi satu gelas. Kemudian disaring dan diminum tiga kali sehari sampai nyeri lambung menghilang. Jika terasa pahit, rebusan kunyit tersebut bisa ditambahkan gula merah atau madu.

Hindari mengonsumsi kunyit berlebihan. Sebab akan menjadikan kandung empedu kosong. Sehingga sistem pencernaan terganggu. Saat yang tepat untuk mengonsumsi kunyit sebagai obat nyeri lambung, yaitu saat konsentrasi asam lambung cenderung berlebihan. Jika asam lambung sudah dalam batas wajar, ditandai dengan hilangnya nyeri dan mual, maka pengobatan segera dihentikan.


LOGO-PUTIH-compress

About Us :
RS Al Islam Bandung adalah Rumah Sakit milik Yayasan RSI KSWI Jawa Barat yang mempunyai visi "Menjadi Rumah Sakit Yang Unggul, Terpercaya dan Islami dalam Pelayanan dan Pendidikan"

RS Al Islam Bandung
Jl. Soekarno Hatta No. 644
Tel. (022) 7565588
Email : cs@rsalislam.com

Sertifikat

paripurna-2022-2026-4-11zon

Sertifikat Paripurna

Copyright by RS Al Islam Bandung 2021. All rights reserved.