Penyebaran Infeksi dari Gigi dan Rongga Mulut
Penyebaran Infeksi dari Gigi dan Rongga Mulut
drg. Rulia
Spv. Klinik Gigi dan Mulut RS AL Islam Bandung
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik secara rohani maupun jasmani. Kesehatan manusia tercermin dari kebersihan dan kesehatan rongga mulutnya. Kesehatan gigi dan rongga mulut dapat mempengaruhi kesehatan secara umum, juga akan sangat berpengaruh terhadap keadaan sistemik dari tubuh manusia keseluruhan. Kita jangan pernah mengabaikan kelainan atau infeksi yang terjadi di dalam rongga mulut, walaupun tanpa adanya gejala klinis yang dirasakan.
Infeksi yang terjadi pada tubuh manusia bisa menjadi sesuatu yang serius. Infeksi dapat terjadi karena virus, bakteri, parasit, dan jamur yang sering disebut sebagai mikroorganisma. Mikroorganisma memang tidak sepenuhnya buruk, karena keberadaannya juga dapat membawa manfaat, misalnya untuk menguraikan sesuatu di alam ini Namun bila mikroorganisma menyerang bagian tertentu dari tubuh manusia akan sangat mungkin mengganggu kondisi tubuh manusia itu sendiri.
Dalam tubuh manusia, rongga mulut merupakan salah satu area ekosistem hidup yang cukup banyak mikroorganismanya. Lingkungan rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob. Organisma ini merupakan flora normal dalam mulut yang terdapat dalam plak gigi, cairan sulkus gusi, membran mukosa, dorsum lidah, saliva atau air ludah dan mukosa mulut.
Lubang pada gigi merupakan tempat jutaan bakteri, jika masuk ke dalam pembuluh darah bisa menyebar ke organ tubuh lainnya dan menimbulkan infeksi, seperti masalah sistem pernafasan, otak dan jantung. Ada berbagai berbagai gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh infeksi dalam rongga mulut. Sumber infeksi ini disebut sebagai fokus infeksi. Sedangkn infeksi yang ditimbulkannya disebut fokal infeksi.
Fokal infeksi adalah proses penyebaran dari kuman atau toksin fokus infeksi ke tempat lain yang jauh letaknya dari asal fokus infeski tersebut sehingga mampu mengakibatkan kerusakan jaringan yang dapat berupa infeksi baru maupun kelainan baru. Sisa kotoran, maupun mikroba penginfeksi bisa menyebar ke tempat lain ditubuh seperti ginjal, jantung, mata, kulit, dan lain sebagainya.
Gigi dan rongga mulut juga dapat berperan sebagai fokus infeksi dan menyebabkan terjadinya fokal infeksi.
Fokal infeksi yang dapat terjadi akibat penyakit gigi sebagai fokus infeksi antara lain penyakit arthritis atau radang sendi, rheumatoid arthritis dan demam rheumatik, subakut bacterial endokarditis , peradangan otot jantung, penyakit lambung dan usus, penyakit mata, osteomyelitis, pneumonia, diabetes mellitus, penyakit kulit seperti; dermatitis, urtikaria, eczema, acne, bacterial pneumonia, berat bayi lahir rendah, infeksi orbita, abses otak, gagal ginjal kronis dan lain-lain.
Fokus infeksi dalam rongga mulut yang dapat menyebabkan fokal infeksi antara lain Infeksi periapikal gigi yaitu karies gigi yang tidak dirawat sehingga menyebabkan infeksi di ujung akar gigi. Infeksi pada jaringan periodontal atau jaringan pendukung gigi. Infeksi ini biasanya terjadi apabila kebersihan gigi kurang terpelihara sehingga terbentuk karang gigi. Karang gigi menyebabkan infeksi pada gusi yang ditandai dengan gusi yang mudah berdarah. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan lebih dari 350 bakteri dan mikroorganisma. Karena letak infeksinya sangat dekat dengan pembuluh darah, produk bakteri berupa toksin dapat menyebar keseluruh tubuh.
Mekanisme penyebaran fokal infeksi dapat melalui sirkulasi aliran darah, pembuluh limfatik, respon immunologis, dan aspirasi.
Fokal infeksi berdasarkan lokasinya, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu fokal infeksi intraoral dan ekstraoral. Fokal infeksi yang berasal dari intraoral adalah yang sering terjadi di tubuh manusia, disebabkan oleh struktur histologi dan anatomi dari rongga mulut dan kehadiran permanen mikroorganisme virulen di dalamnya. Fokal infeksi intraoral seluruhnya merupakan infeksi alami yang disebabkan oleh plak gigi, yaitu berupa kolonisasi bakteri yang biasa terbentuk pada tulang alveolar (periodontitis) dan ujung akar gigi (granulomaperiapikal, kista, radiks, dll.).
Respon imun-inflamatori pada kolonisasi patogenik ini menyebabkan kerusakan perlekatan antara gigi dan gusi, juga kehilangan struktur yang mengikat gigi ke tulang rahang. Kedua hal ini terjadi bersamaan dengan bertambahnya kedalaman sulkus gusi. Sulkus yang radang ini, disebut sebagai poket periodontal, yang menjadi area anaerob yang kaya akan protein, darah, oksidan sehingga mendukung kolonisasi bakteri anaerob yangbersifat patogenik bagi tubuh manusia.
Area terlokalisasi dari fokal infeksi di rongga mulut mengharuskan dilakukannya tindakan bedah minor untuk merawatnya. Ketika prosedur bedah ini dilakukan, terdapat kemungkinan mikroorganisma pada area yang terlokalisasi tersebut akan menyebar ke area tubuh yang lain melalui pembuluh darah dan limfatik, sehingga menyebabkan bakteremia.
Perawatan gigi dan jaringan lain di rongga mulut yang terinfeksi harus segera dilakukan untuk menangani fokal infeksi yang terjadi, terutama pada pasien-pasien dengan kondisi menderita penyakit sistemik. Perawatan gigi dan mulut yang tepat dan teratur sangat diperlukan agar berbagai keluhan penyakit gigi dan mulut dapat dicegah bahkan dapat mengurangi resiko terjangkitnya penyakit lain atau terjadinya fokal infeksi ke bagian tubuh yang lain.