28/Jan/2019

Hepatitis merupakan kondisi terjadinya peradangan pada hati yang disebabkan oleh infeksi atau toksin, termasuk alkohol. Ada dua jenis hepatitis, yakni akut dan kronik.

Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis (matinya jaringan) pada jaringan hati. Sedangkan hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu paling sedikit 6 bulan.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya hepatitis, diantaranya:

  1. Infeksi virus seperti hepatitis A, B, C dan D;
  2. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun;
  3. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.

 

Bagaimana gejala yang ditimbulkan saat penderita mengalami hepatitis?

Berikut, tanda dan gejala penyakit hepatitis:

  • Selera makan hilang;
  • Rasa tidak enak di perut;
  • Mual hingga muntah;
  • Demam, namun tidak tinggi;
  • Terkadang disertai nyeri sendi;
  • Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati);
  • Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning;
  • Kulit seluruh tubuh tampak kuning;
  • Air seni berwarna coklat seperti air teh.

Jika peradangan hati semakin parah, hingga menyebabkan gagal hati, dapat menyebabkan komplikasi atau mengakibatkan ensefalopati hepatik. Ensefalopati hepatik terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik yang merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan parenkim hati yang meluas, akan menyebabkan sirosis hepatis. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

Terbatasnya pengobatan hepatitis, mendasari penekanan lebih diarahkan pada pencegahan. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan pengobatan HBV, khususnya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi, misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.

  • Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut;
  • Pelihara personal hygiene dan lingkungan;
  • Gunakan alat-alat disposible untuk suntik;
  • Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.

Perawatan pada saat di rumah, bisa melakukan hal-hal berikut ini:

  • Istrirahat yang baik;
  • Melakukan imunisasi;
  • Menjaga kebersihan (personal hyginen);
  • Makan makanan tinggi kalori;
  • Menghindari hubungan seks atau memakai kondom untuk mencegah pertukaran cairan;
  • Tidak mengkomsumsi alkohol.

 


03/Mar/2018

PERAWATAN PENYAKIT HEPATITIS DI RUMAH

 

PENGERTIAN

Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis (kematian jaringan) dan peradangan pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia dan seluler yang khas.

 

KLASIFIKASI HEPATITIS

Klasifikasi penyakit berdasarkan penyebabnya, yaitu :

  1. Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A
  2. Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B
  3. Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C
  4. Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D
  5. Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E
  6. Hepatitis G disebabkan oleh virus hepatitis G

Klasifikasi penyakit hepatitis berdasarkan lama waktu penyakit :

  • Hepatitis virus akut : peradangan hati karena infeksi oleh salah satu dari keenam virus (A,B,C,D,E & G). Peradangan muncul secara tiba-tibadan berlangsung hanya selama beberapa minggu.
  • Hepatitis virus kronik : peradangan berlangsung selama minimal 6 bulan. Hepatitis kronik lebih jarang ditemukan, tetapi menetap samapi bertahun-tahun bahkan berpuluhtahun.

Dari keenam penyakit hepatitis ini yang terbanyak adalah hepatitis A dan B.

 

HEPATITIS A

Tanda dan Gejala :

Dapat terjadi dengan atau tanpa gejala. Gejala mirip sakit flu.

  • Fase pra ikterik : sakit kepala, merasa tidak badan, mual, muntah, penurunan nafsu makan, demam.
  • Fase ikterik : urine berwarna hitam, gejala ikterus/kuning pada sklera dan kulit, nyeri tekan pada hati.

Cara Penularan :

Hepatitis A menural melalui rute fekal oral.

Penularan infeksi : melalui makanan, alat-alat dan air yang terkontaminasi virus hepatitis.

Faktor pendukung terjadinya hepatitis A :

  • Higiene yang kurang.
  • Sanitasi lingkungan yang buruk.

Pencegahan :

  • Melakukan vaksinasi Hepatisi A
  • Menganjurkan keluarga untuk memelihara kebersihan perorangan yang baik dengan menekankan kebiasaan mencuci tangna dengan cermat (setelah BAB, sebelum makan)
  • Sanitasi lingkungan, mekanan dan suplai air yang aman serta pembuangan limbah yang baik.

Pengobatan :

Jika terjadi hepatisi akut yang berat, maka penderita dirawat di rumah sakit, tetapi biasanya hepatitis A tidka memerlukan pengobatan khusus. Setelah beberapa hari, nafsu makan kembali muncul dan penderita tidak perlumenjalani tirah baring. Makanan dan kegiatan penderita tidak perlu dibatasi dan tidak diperlukan tambahan vitamin. Sebagian besar penderita bisa kembali bekerja setelah kuning menghilang, meskipun hasil pemeriksaan fungsi hati belum sepenuhnya normal.

 

HEPATITIS B

Tanda dan Gejala :

Terkadang tidak muncul atau muncul tiba-tiba. Gejala mirip sperti flu, demam, kuning, urin berwarna hitam, feses berwarna kemerahan dan pembengkakan pada hati.

Cara Penularan :

Hepatitis B menular melalui parenteral, seperti tranfusi, suntikan yang digunakan bergantian pada pemakaian obat-obat terlarang ataupun bayi dari ibu yang menderita hepatitis B

Pencegahan :

Perlindungan terbaik adalah vaksinasi hepatitis B.

  • Jangan berganti-ganti pasangan.
  • Jangan mendonorkan darah bila mempunyai penyakit hepatitis B.
  • Lakukan pemeriksaan darah virus hepatitis B pada wanita hamil sehingga calon bayi dapat diberikan hepatitis B imunoglobulin dan vaksinasi 12 jam setelah lahir

Pengobatan : Pengobatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

 

PERAWATAN SESUDAH PERAWATAN DI RUMAH SAKIT

Pemenuhan Nutrisi :

  1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
  2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering.
  3. Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan.
  4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
  5. Berikan diet tinggi kalori, rendah lemak

Penanganan Nyeri :

  1. Pilih metoda yang sesuai dengan perubahan rasa nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
  2. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya.
  3. Berikan informasi tentang nyeri (Jelaskan penyebab nyeri dan Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui).
  4. Penggunaan anti nyeri sesuai resep dokter bila nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri

Panas Badan :

  1. Pantau suhu badan.
  2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misal sari buah 2,5 – 3 liter/hari.
  3. Memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan paha.
  4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.

Keletihan :

  1. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu.
  2. Sarankan klien untuk tirah baring.
  3. Bantu individu dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi yntuk kegiatan kurang penting.
  4. Keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan.
  5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi) untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis.

Pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu :

  1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering (Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin).
  2. Keringkan kulit, jaringan digosok untuk meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf.
  3. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal.
  4. Anjurkan tidak menggaruk, instuksikan klien untk memberikan tekanan kuata pada area pruritus untuk tujuan menggaruk.
  5. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin.

Sesak napas :

  1. Awasi frekuensi, kedalaman dan upaya pernafasan.
  2. Posisikan pasien setengah duduk.
  3. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif.
  4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.

Pencegahan penularan :

  1. Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh.
  2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi.
  3. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi.

 


Terima kasih, Asuhan Keperawatan – RS Al Islam Bandung


Rumah Sakit Al Islam Bandung Sahabat Anda Menuju Sehat Bermanfaat


 

 


LOGO-PUTIH-compress

About Us :
RS Al Islam Bandung adalah Rumah Sakit milik Yayasan RSI KSWI Jawa Barat yang mempunyai visi "Menjadi Rumah Sakit Yang Unggul, Terpercaya dan Islami dalam Pelayanan dan Pendidikan"

RS Al Islam Bandung
Jl. Soekarno Hatta No. 644
Tel. (022) 7565588
Email : cs@rsalislam.com

Sertifikat

paripurna-2022-2026-4-11zon

Sertifikat Paripurna

Copyright by RS Al Islam Bandung 2021. All rights reserved.