Asma (Bagian II)
Klasifikasi Asma
Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahan penyakit (derajat asma) yaitu:
- Intermiten
Intermitten ialah derajat asma yang paling ringan. Pada tingkatan derajat asma ini, serangan asma biasanya berlangsung secara singkat. Gejala ini bisa muncul di malam hari dengan intensitas sangat rendah yaitu ≤ 2x sebulan.
- Persisten Ringan
Persisten ringan ialah derajat asma yang tergolong ringan. Pada tingkatan derajat asma ini, gejala pada sehari-hari berlangsung lebih dari 1 kali seminggu, tetapi kurang dari atau sama dengan 1 kali sehari dan serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
- Persisten Sedang
Persisten sedang ialah derajat asma yang tergolong lumayan berat. Pada tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya di atas 1x dalam sepekan dan hampir setiap hari. Serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
- Persisten Berat
Persisten berat ialah derajat asma yang paling tinggi tingkat keparahannya. Pada tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya hampir setiap hari, terus menerus, dan sering kambuh. Membutuhkan bronkodilator setiap hari dan serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
Pemeriksaan penunjang
- Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) atau Forced expiratory volume (FEV). Berfungsi untuk mendiagnosis asma dan tingkatannya.
- Skin test : Berfungsi untuk mengetahui penyebab dari asma.
- Chest X-ray : Berfungsi untuk komplikasi (pneumotoraks) atau untuk memeriksa pulmonaty shadows dengan allergic bronchipulmonary aspergilosis
- Histamine bronchial provocation test : Untuk mengindikasikan adanya airway yang hiperresponsif, biasanya ditemukan pada seluruh penyakit asma, terutama pada pasien dengan gejala utama batuk. Tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang mempunyai fungsi paru yang buruk (FEV <1,5L)
- Blood and sputum test : Pasien dengan asma mungkin memiliki peningakatan eosinofil di darah perifer (>9,4×10)
Pencegahan Kambuhnya Asma :
- Perhatikan waktu atau kegiatan sebelum mendapat serangan, misalnya udara, rokok, makanan/minuman, debu, kegiatan fisik, obat-obatan, infeksi dan lain sebagainya. Buat catatan, sehingga di dapat gambaran jelas tentang penyebabnya dan dapat dihindari
- Cuci sarung bantal, sprei, horden lebih sering
- Potong rumput di halaman lebih sering
- Pilih tanaman yang tidak berbunga
- Jauhi asap rokok
- Hindari makanan laut
- Jangan memelihara binatang berbulu dirumah (anjing, kucing, burung)
- Gunakan pakaian hangat jika cuaca dingin
- Hindari aktifitas yang dapat membuat tubuh kelelahan
- Selalu sediakan obat asma di rumah dan/atau di tas kala bepergian
- Jika menggunakan obat steroid hirup, setelah menghirup obat ini dianjurkan berkumur dengan air hangat untuk menghindari efek sampingnya berupa jamur pada kerongkongan dan pita suara
- Jika asma terlanjur kambuh, hentikan aktifitas dan segera beristirahat
- Obati serangan secara dini, jangan menunggu sampai sesak nafas
- Jika setelah minum obat tidak terjadi perbaikan, harus segera berobat ke UGD rumah sakit terdekat.
Penanganan Penyakit Asma :
- Secara non-farmakologik (penanganan tidak dengan obat)
- Pendidikan pada penderita mengenai penyakitnya sehingga dapat menyikapi penyakitnya dengan baik
- Menghindari penyebab/pencetus serangan (allergen) dan kontrol lingkungan hidupnya
- Latihan relaksasi, kontrol terhadap emosi dan lakukan senam atau olah raga yang bermanfaat memperkuat otot pernapasan, misalnya berenang
- Fisioterapi, sehingga lendir mudah keluar
- Secara farmakologik (penanganan menggunakan obat)
- Pereda serangan/ pelonggar saluran nafas, misalnya Salbutamol, Aminofilin
- Pencegah serangan berulang, misalnya Prednisone, Dexametason
- Pengencer lendir, misalnya Bromhexin, Ambroxol
(Selesai)