Berbagai Problematik Penyakit Stroke (II)
Diabetes Mellitus
Terdapat peningkatan kasus DM dengan berjalannya waktu, bersamaan dengan peningkatan prevalensi overweight dan obesitas. Pada penelitian Steno-2 Study, pasien yang mendapatkan intensif terapi dan modifikasi tingkah laku, resiko kardiovaskular (penyakit jantung) menurun 60%, dan terdapat penurunan terkena stroke.
Obesitas
Beberapa trial menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dengan penurunan berat badan.
Merokok
Terdapat bukti yang kuat dari efek yang merusak/merugikan dari merokok pada stroke, penyakit jantung dan kanker. Resiko stroke pada perokok mencapai puncaknya pada usia pertengahan dan menurun dengan bertambahnya usia.
Inaktifitas Fisik
Suatu penelitian meta analisis menunjukkan individu dengan aktifitas sedang sampai tinggi memiliki resiko insidensi atau kematian karena stroke yang lebih rendah dibanding individu dengan aktifitas rendah. Pada tahun 2008 Physical Activity Guidelines for Americans merekomendasikan untuk dewasa melakukan minimal 150 menit per minggu intensitas sedang, atau 75 menit perminggu intensitas tinggi aktifitas aerobic, atau kominasi yang sepadan antara aktifitas aerobic yang sedang dan tinggi.
Lemak
Sebagian besar studi epidemiologi menunjukkan adanya hubungan antara level kolesterol yang tinggi dengan peningkatan resiko stroke iskemik (penyumbatan), dan menunjukkan adanya keuntungan dengan menurunkan LDL pada penurunan resiko stroke.
Atrial Fibrilasi
AF merupakan faktor resiko yang kuat yang menyebabkan terjadinya stroke 5 kali lipat pada seluruh usia grup. Karena prevalensinya meningkat sesuai dengan usia, persentase stroke berhubungan dengan peningkatan AF pada grup usia tua.
Depresi
Stressor psikososial dan depresi kurang diperhatikan daripada faktor resiko stroke lainnya pada upaya pencegahan stroke. Terdapat evidence yang berkembang bahwa faktor ini dapat meningkatkan faktor resiko stroke.
Yang Perlu Dilakukan
- Pengendalian dan terapi faktor resiko (hipertensi, atrial fibrilasi, DM, dyslipidemia, penyakit arteri karotis). Kunjungi dokter secara teratur. Stop kebiasaan/ kegiatan yang tidak baik (merokok, alcoholism, inaktiitas fisik, obesitas, narkoba). Lakukan gaya hidup yang sehat.
- Pencegahan stroke primer (mencegah terkenanya stroke) dan sekunder (mencegah terjadinya kembali serangan stroke yang berikutnya) antara lain dengan menggunakan obat antiplatelet, ataupun antikoagulan oral pada kasus atrial fibrilasi, serta kendalikan/terapi faktor resiko anda (hubungi dokter anda)
- Penatalaksanaan Stroke harus secara cepat dan tepat. Segera kirim pasien ke RS. Semakin cepat dikirim ke RS, semakin banyak sel-sel saraf yang dapat diselamatkan. Penatalaksanaan di RS sesuai dengan jenis stroke, awitan stroke, dan dikelola secara multidisipliner sesuai dengan kondisi pasien. Pendidikan terhadap pasien maupun keluarga sangat penting agar dapat mengerti tentang stroke, tindakan/terapi yang diberikan maupun rencana terapi/tindakan selanjutnya.
- Setelah perawatan stroke, penting agar pasien kontrol secara teratur, untuk mencegah terjadinya stroke ulang, pengendalian faktor resiko, menjaga kondisi psikis pasien, serta untuk penatalaksanaan rehabilitasi medis.