02/Jan/2020

HINDARI HALANGAN IBADAH BAHKAN KETIKA SAKIT

H. Muhammad Iqbal, SP.PD

Direktur RS Al Islam Bandung

 

Sebagai seorang Muslim, kewajiban ibadah adalah satu hal yang melekat dalam kehidupan. Selama hayat dikandung badan kewajiban ibadah menjadi suatu hal yang mutlak untuk ditunaikan sebagai bukti keimanan seorang Muslim. Di antara ibadah yang wajib bagi seorang Muslim adalah Sholat. Sholat tetap diwajibkan dalam berbagai kondisi seperti dalam perjalanan ataupun dalam kondisi sakit. Kewajiban Sholat hanya gugur bila seorang muslim kehilangan akal atau kesadarannya. Memang terdapat beberapa keringanan dalam kedua kondisi di atas tetapi tetap saja kewajiban nya tidak menjadi gugur.

 

Bagi seorang yang sehat, kewajiban sholat ini halangannya tidak banyak, tantangan terbesar adalah melawan hawa nafsu dan kemalasan. Rentang waktu yang cukup panjang untuk tiap-tiap waktu sholat memungkinkan kita untuk dapat melaksanakan ibadah ini dengan mudah dengan waktu yang relatif singkat. Bagi saudara-saudara kita yang tengah berbaring sakit, halangannya bisa berlipat-lipat, berbagai macam keterbatasan dapat dialami oleh seseorang yang sedang sakit. Terdapat beberapa keringanan yang telah disyariatkan untuk kondisi sakit, misalnya dapat melaksanakan sholat dengan posisi duduk, berbaring ataupun dengan isyarat. Walaupun demikian tentu kadang-kadang pelaksanaannya tidak mudah dengan berbagai kompleksitas penyakit yang di alami oleh seorang yang sedang sakit.

 

Kita dapat menemukan populasi orang yang sedang mengalami sakit dalam jumlah yang besar tentu di rumah sakit. Ada yang di unit gawat darurat, unit rawat jalan, unit-unit penunjang maupun rawat inap. Selama di rumah sakit, saudara-saudara yang sedang mengusahakan kesembuhannya melewati waktu pelayanan yang kadang tidak sebentar bahkan beberapa harus melewati perawatan di rawat inap yang dapat sampai berbulan-bulan. Berbagai kondisi turun naik nya kesehatan dapat terjadi juga di rumah sakit selama masa perawatan.

 

Salah satu kewajiban rumah sakit dalam UU No.44 2009 tentang Rumah Sakit adalah menyediakan sarana ibadah dan memberikan hak pasien untuk menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaannya, dengan demikian pelaksanaan ibadah pasien adalah tanggung jawab rumah sakit dan dalam pelaksanaannya harus dikelola oleh manajemen rumah sakit sehingga hak-hak pasien terkait ibadah dapat terpenuhi dengan baik.

 

Pelaksanaan ibadah sholat bagi seorang muslim cukup banyak persyaratan yang harus dipenuhi mulai dari bersuci dari hadas besar maupun kecil, suci dari najis baik pakaian maupun tempat sholat, menghadap kiblat, niat dan terakhir melaksanakan rukun sholat dengan tertib. Ketersediaan sarana untuk memungkinkan hal-hal di atas dapat terwujud tidak mudah apalagi untuk rumah sakit dengan jumlah pasien yang besar dan variasi kasus berbeda-beda. Alat bersuci perlu disediakan yang mudah dan terjangkau bagi pasien, pengingat waktu sholat atau kumandang azan haruslah terdengar oleh pasien, sebagian besar pasien akan melaksanakan sholat di tempat tidur sehingga perlu ada jaminan bahwa alas tempat tidur pasien suci dari najis, arah kiblat semestinya tersedia di setiap kamar perawatan maupun di tempat lain. Selain sarana perlu juga disediakan pembimbing yang dapat memandu pasien untuk dapat melaksanakan kewajiban sholat dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya.

 

Dalam pelaksanaan ibadah sholat untuk pasien saja setidaknya beberapa unit di rumah sakit memiliki peranan yang besar, misal unit logistic menjamin ketersediaan peralatan bersuci (spray untuk wudhu, tayamum pad), unit pemeliharaan saran rumah sakit menjamin ketersediaan arah kiblat, peralatan pengingat waktu sholat  dan pemeliharaan mushola atau masjid, unit cleaning service menjamin kebersihan dan kesucian lantai ruang perawatan untuk dapat digunakan sholat, unit laundry menjamin alat tenun alas tempat tidur pasien bersih dan suci dari najis, perawat dan petugas kerohanian membimbing pelaksanaan ibadah sholat pasien. Perlu perhatian khusus dari pengelola agar seluruh unit dapat bersinergi untuk terlaksananya seluruh kegiatan tersebut dengan baik.

 

Pada kasus tertentu yang menyita waktu cukup banyak perlu direncanakan dengan baik agar sedapat mungkin tidak menabrak waktu sholat, contohnya operasi. Pada operasi yang bersifat terencana alangkah baiknya jadwalnya dapat disesuaikan dengan waktu sholat sehingga baik pasien, petugas maupun dokter dapat melaksanakan ibadah sholat sesuai dengan waktunya. Begitu pula dengan jadwal poliklinik yang relatif dapat dikelola sehingga baik pasien, petugas maupun dokter dapat melaksanakan ibadah sholat tepat waktu. Perkecualian tentu pada kasus yang bersifat gawat darurat karena keselamatan jiwa merupakan hal yang perlu diupayakan secara optimal.

 

Selain sholat, terdapat hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh seorang muslim yaitu bahwa segala sesuatu yang dimakan atu dimasukkan ke dalam tubuh merupakan barang yang halal. Oleh karena itu, selama di rumah sakit sebaiknya kehalalan makanan dan obat perlu diperhatikan. Saat ini pengawasan kehalalan makanan dan obat masih menjadi kewenangan LPPOM MUI, dapur gizi yang ingin tersertifikasi halal harus melalui serangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh LPPOM MUI sebelum dikeluarkan sertifikat halal untuk dapur gizi tersebut. Walaupun sedikit jumlah obat yang tersertifikasi halal, alangkah baiknya rumah sakit memprioritaskan obat-obatan yang tersertifikasi halal untuk ketenangan para pasien muslim yang menggunakannya.

 

Alangkah indahnya apabila sebuah rumah sakit tidak hanya sebagai tempat untuk upaya pelayanan fisik tetapi juga sebagai tempat untuk merenungi dan memohon ampun untuk kehidupan sebelumnya, bersabar atas musibah yang dialaminya, bersyukur atas ni’mat yang telah diberikan dan bila sekiranya Allah SWT memanggil dalam keadaan husnul khotimah.

 

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”

(QS. Al Mu’minun: 115).

 

Alloohu A’lam Bishowab.

 

Jika Bapak/Ibu ingin mendapatkan informasi mengenai pelayanan RS Al Islam Bandung, silahkan menghubungi Bagian Informasi di no tlp 022-7565588 ext. 705.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat… Rumah Sakit Al Islam Bandung Sahabat Anda Menuju Sehat Bermanfaat. Aamiin.


25/Nov/2019

PEMERIKSAAN SKOR KALSIUM DETEKSI DINI RISIKO JANTUNG KORONER

Dede Setiapriagung, dr, Sp.Rad, M.H.Kes

Dokter spesialis Radiologi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Al Islam Bandung

CT Scan kalsium merupakan test diagnostik yang dilakukan untuk mengukur tingkat risiko seseorang terkena penyakit jantung koroner [coronary artery disease]. Kalsium adalah satu mineral yang berperan penting dalam tubuh, kalsium ini tidak diproduksi oleh tubuh kita tetapi didapatkan dari makanan dan produk yang mengandung kalsium, seperti susu. Kalsium yang masuk ke dalam tubuh selain digunakan oleh tubuh, dalam jumlah kecil ada yang tertinggal dalam pembuluh darah dan dapat menimbulkan timbunan plak menyebabkan plak mengeras di dinding pembuluh darah terutama di pembuluh darah koroner jantung. Plak dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah koroner jantung sehingga aliran darah ke otot jantung [miokard] terhambat, akibatnya otot jantung tidak mendapat nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan bahkan pada keadaan tertentu terjadi sumbatan total pembuluh darah koroner yang dikenal dengan serangan jantung.

Untuk deteksi dini risiko penyakit jantung koroner ini di RS Al Islam dilakukan pemeriksaan CT Scan kalsium skor dengan menggunakan pesawat MDCT 160  slice. CT scan kalsium ini tujuannya memeriksa dan menilai keberadaan kalsium dan timbunan kalsium di dinding pembuluh darah koroner jantung kemudian dihitung volumenya dan dibuat skor kalsium secara komputerisasi. Skor kalsium (coronary artery calcium score) adalah perhitungan jumlah penumpukan kalsium pada pembuluh darah koroner jantung yang dapat memprediksi risiko terjadinya penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner (PJK) dan gagal jantung, sehingga penggunaan skor ini bermanfaat agar tata laksana pencegahan dapat segera dilakukan.

Secara umum pemeriksaan ini tidak memerlukan persiapan khusus, pemeriksaannya aman, nyaman dan cepat.  Pasien hanya berbaring terlentang di dalam pesawat MDCT Scan sekitar 10 menit. Selama pemeriksaan sebaiknya pasien tidak menggunakan barang-barang yang mengandung logam untuk menghindari gangguan pencitraan [artefak]. Risiko pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan sinar X lainnya [rontgen] yaitu radiasi sinar X akan tetapi kadarnya sangat sedikit.

Penilaian skor kalsium dihitung menurut formula Agaston yang dikorelasikan dengan usia, jenis kelamin dan etnis, dinilai skor kalsium dari tiap-tiap pembuluh darah koroner per cabang. Dihitung total skor kalsium dan dibuat skor: 0 [tidak ada plak kalsium], 1-10 [plak kalsium minimal], 11-100 [plak kalsium ringan], 101 – 400 [plak kalsium sedang], 401 atau lebih tinggi [plak kalsium berat]. Penilaian lain digunakan penilaian dengan persentil dikorelasikan dengan usia, jenis kelamin dan etnis.

Skor kalsium ini tidak menilai fungsi pembuluh jantung koroner, tetapi mengukur jumlah kalsium di dalam arteri koroner, karena bisa saja orang dengan skor kalsium yang tinggi, tetapi tidak terdapat iskemia [kurangnya aliran darah ke otot jantung] pada test stres. Hal ini bisa terjadi akibat adanya remodelling Glagovian, yaitu proses remodeling pada dinding pembuluh darah akibat tumpukan plak akan tetapi lumen pembuluh darah tidak menyempit. Walaupun demikian pada pasien dengan skor kalsium tinggi, sebaiknya dilakukan tata laksana pencegahan untuk penyakit jantung koroner karena mereka berada dalam risiko tinggi.

Pada pasien dengan nyeri dada, jika:  skor kalsium 0: perlu evaluasi penyebab nyeri dada dari luar jantung, jika skor kalsium 1 – 100: perlu dilakukan MSCT angiografi koroner, skor kalsium 101 – 400: perlu dilakukan CT angiografi koroner atau pencitraan fungsional untuk iskemia, seperti ekokardiografi stres, dan jika skor kalsium  > 400: perlu dilakukan pemeriksaan fungsional untuk iskemia atau angiografi koroner infasif.

Pemeriksaan skor kalsium ini bermanfaat untuk prediksi kasus penyempitan pembuluh darah koroner, menilai kategori risiko penyakit jantung koroner dan juga alat prediksi gagal jantung. Risiko serangan jantung meningkat dengan meningkatnya skor kalsium. Dibanding skor kalsium 0, skor kalsium yang lebih besar akan meningkatkan risiko terjadi serangan jantung atau kematian. Peningkatan skor kalsium dapat memprediksi kejadian gagal jantung, hal ini karena terdapat hubungan antara penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Pada penyakit jantung koroner akan terjadi kerusakan otot jantung yang dapat berujung pada gagal jantung, bahkan pada beberapa kasus, gejala gagal jantung dapat menjadi keluhan pertama pada penyakit jantung koroner. Sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit jantung koroner adalah pola makan yang baik. Allah SWT memberi peringatan di dalam Al Quran, “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya” [QS ‘Abasa (80): 24]

Jika Bapak/ Ibu ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang PEMERIKSAAN SKOR KALSIUM MEMAKAI PESAWAT MDCT 160 SLICE bisa diakses ke nomor telp (022)7565588 ext. 602 (Instalasi Radiologi).

Semoga tulisan ini bermanfaat, Rumah Sakit Al Islam Bandung Sahabat Anda Menuju Sehat Bermanfaat. Aamiin.

 


26/Jan/2019

Bismillaahirrahmaanirrahiiim.

Dispepsia merupakan suatu kondisi dimana penderita merasakan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, atau dada. Biasanya penderita sering merasa seperti adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit dan/atau rasa terbakar di perut.

Munculnya rasa nyeri pada dispepsia, bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

  1. Menelan udara (aerofagi);
  2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung;
  3. Iritasi lambung (gastritis);
  4. Ulkus gastrikum atau ulkus duo denalis;
  5. Kanker lambung;
  6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis);
  7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya);
  8. Kelainan gerakan usus;
  9. Kecemasan atau depresi.

Rasa tidak nyaman pada perut biasanya disebabkan oleh berlebihnya volume asam lambung. Asam lambung adalah zat yang dihasilkan untuk mencerna, jika perut kosong atau jika produksi asam lambung berlebih sehingga jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah zat yang dicerna, maka dapat menyebabkan luka pada permukaan lambung.

Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada, bisa juga disertai dengan serdawa dan suara usus yang keras. Pada beberapa penderita dispepsia, makan dapat memperburuk nyeri. Sedangkan pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyeri yang dirasakan. Gejala lain meliputi, nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).

Jika keluhan terus dibiarkan, maka luka yang terjadi dapat berlanjut sampai ke bagian dalam lambung. Sehingga menyebabkan lambung menjadi berlubang dan akhirnya terjadi pendarahan dan kanker lambung.

Kita tentu tidak ingin mengalami hal itu, kalaupun terlanjur menderita dispepsia, kita wajib merawatnya agar kondisi tidak semakin buruk. Berikut uraian cara perawatan dan pencegahannya:

  1. Makan dengan porsi kecil tapi sering. Contohnya, biskuit dan roti;
  2. Menghindari alkohol dan kopi;
  3. Menghindari makanan yang merangsang lambung. Contohnya, cabe, cuka, sambal, ketan dan sebagainya;
  4. Hindari rokok;
  5. Makan teratur sesuai dan tepat waktu;
  6. Istirahat cukup;
  7. Menghindari stres;
  8. Minum obat bila sakit mag kambuh. Bila harus minum obat karena suatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar sehingga tidak mengganggu fungsi lambung.

Kunyit bisa membantu meredakan gejala dispepsia. Cara mengolahnya, dua rimpang kunyit seukuran ibu jari, dicincang lalu campurkan dengan ± 1,5 gelas air, lalu rebus hingga mendidih dan biarkan sampai volume air berkurang menjadi satu gelas. Kemudian disaring dan diminum tiga kali sehari sampai nyeri lambung menghilang. Jika terasa pahit, rebusan kunyit tersebut bisa ditambahkan gula merah atau madu.

Hindari mengonsumsi kunyit berlebihan. Sebab akan menjadikan kandung empedu kosong. Sehingga sistem pencernaan terganggu. Saat yang tepat untuk mengonsumsi kunyit sebagai obat nyeri lambung, yaitu saat konsentrasi asam lambung cenderung berlebihan. Jika asam lambung sudah dalam batas wajar, ditandai dengan hilangnya nyeri dan mual, maka pengobatan segera dihentikan.


04/Agu/2018

Tuntunan Bagi Orang Yang Sakit

 

Islam mengajarkan beberapa tuntunan bagi mereka yang sakit diantaranya :

  1. Hendaklah senantiasa bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT.
  2. Tidak mengharapkan mati separah apapun penyakitnya, Rasulallah bersabda : “Janganlah salah seorang dari kamu mengharap mati. Bila ia orang baik, maka mudah-mudahan ia b;isa menambah kebaikannya, bila ia orang yang buruk maka masih ada peluang baginya untuk berhenti dari kejahatannya”. (Muttafaq alaih, dari Abu Hurairah RA.).
  3. Berobat dengan obat yang halal dan yang tidak diharamkan secara syar’i.
  4. Banyak berdo’a sambil menyentuh bagian yang sakit.
  5. Bila sakitnya terasa makin parah dan khawatir bahwa hidupnya takkan lama lagi, maka sebaiknya dia menulis surat wasiat dengan tidak melanggar ketentuan syari’at islam (Q.S. 2:180), segera melunasi hutang-hutangnya dan mengembalikan amanah-amanah yang dititipkan kepadanya.

03/Agu/2018

Menyikapi Orang Yang Sakit

 

Diantara tuntutan islam dalam menyikapi orang yang sakit yaitu :

  • Menjenguk dan mendoakan orang yang sedang sakit. Rasulullah, apabila menjenguk orang yang sakit, suka menyentuh bagian yang sakitnya seraya berdo’a :

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِهُ وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

” Ya Allah, Rabb manusia, hilangkan penyakit ini, sembuhkanlah. Engkau Maha Penyembuh. Tak ada kesembuhan kecuali dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.

  • Harus segera menjenguknya bila penyakit kritis (menhawatirkan). Apabila tidak menghawatirkan, bisa ditangguhkan sampai tiga hari.
  • Menanyai keluarganya tentang perkembangan orang yang sakit.
  • Duduk di dekat orang yang sakit.
  • Minta di doa’kan oleh orang yang sakit, sebab do’a orang yang sakit seperti do’anya para Malaikat.
  • Mengingatkan orang yang sakit untuk bersabar dan ikhlas menerima cobaan Allah SWT, serta mendorongnya untuk melanjutkan ikhtiar pengobatannya.
  • Membacakan talqin apabila sakitnya parah. Sabda Rasulullah dalam HR. Muslim : ” Talqinkanlah orang yang telah dekta kematiannya dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah “. Dan hadis yang kedua dari HR. Ahmad : ” Siapa saja yang akhir ucapannya Laa Ilaaha Illallah, pasti masuk surga”. 
  • Dihadapkan kearah kiblat.
  • Pejamkan matanya bila telah wafat, dan ucapkan hal-hal yang baik tentang mayit. Sabda Rasul : ” Apabila kam hadir (menjenguk, ta’ziyah) kepada orang sakit atau mayit, maka ucapkanlah perkataan yang baik, sebab para malaikat akan mengamininya. (HR. Muslim).

LOGO-PUTIH-compress

About Us :
RS Al Islam Bandung adalah Rumah Sakit milik Yayasan RSI KSWI Jawa Barat yang mempunyai visi "Menjadi Rumah Sakit Yang Unggul, Terpercaya dan Islami dalam Pelayanan dan Pendidikan"

RS Al Islam Bandung
Jl. Soekarno Hatta No. 644
Tel. (022) 7565588
Email : cs@rsalislam.com

Sertifikat

paripurna-2022-2026-4-11zon

Sertifikat Paripurna

Copyright by RS Al Islam Bandung 2021. All rights reserved.