Etika Batuk
Bismillaahirrahmaanirrahiiim…
Batuk merupakan suatu reaksi pertahanan tubuh. Dalam hal ini organ saluran pernafasan yang bereaksi terhadap iritasi di tenggorokan, baik oleh karena adanya lendir, makanan, debu, asap, dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan bersin adalah keluarnya udara melalui hidung dan mulut yang terjadi dengan tiba-tiba dan disertai dengan hentakan yang keras.
Dalam suatu penelitian diketahui bahwa, hembusan udara yang keluar melalui batuk dan bersin dapat mencapai kecepatan 70m/detik – 250m/detik. Tidak hanya itu, ribuan sampai jutaan kuman dapat tersebar bersamaan dengan butir-butir air yang terhembus pada saat kita batuk ataupun bersin. Dalam satukali bersin, dapat mengeluarkan 40.000 butir air, sedangkan dalam setiap butir air yang terhembus, mengandung kuman penyebab beberapa penyakit infeksi dengan ukuran bervariasi, antara 0,5 µm hingga 5 µm. Hal ini tentunya sangat beresiko menjadi media penularan penyakit infeksi, terutama infeksi pernafasan.
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan terlepas dari interaksi dengan manusia lainya. Pasar, tempat bekerja, pusat perbelanjaan, menjadi lokasi dimana biasanya kita akan menemui banyak orang. Kita tidak tahu, apakah diantara sekian banyak orang, apakah terdapat orang yang sakit atau tidak. Atau mungkin kita sendiri yang sedang menderita penyakit. Dalam situasi seperti itu, sangatlah beresiko untuk tertularnya penyakit infeksi pernafasan yang disebabkan oleh kuman. Bisa saja setiap partikel udara yang kita hirup, mengandung kuman-kuman yang dapat masuk kedalam tubuh kita. TBC, Influenza, Campak, Cacar air, merupakan beberapa penyakit yang dapat menular melalui udara.
Oleh karena itu, mari kita cegah penularan infeksi penyakit melalui pernafasan, dengan melakukan “Etika Batuk” di manapun kita berada. Etika batuk merupakan suatu cara untuk mencegah penyebaran kuman penyebab infeksi pernafasan yang dapat menyebar melalui batuk dan bersin.
Siapa yang wajib melakukan etika batuk?
Setiap orang yang sedang menderita infeksi pernafasan (batuk/flu), wajib melakukannya.
Mengapa wajib melakukan etika batuk?
Dengan melakukan etika batuk, maka diharapkan dapat memutus mata rantai penularan penyakit infeksi saluran pernafasan kepada orang lain yang sehat melalui percikan air/udara yang mengandung kuman penyebab infeksi pernafasan yang dikeluarkan melalui batuk atau bersin.
Bagaimana cara melalukan etika batuk yang benar?
Berdasarkan pedoman pelaksanaan pencegahan infeksi yang diterbitkan oleh Kemenkes tahun 2011, disebutkan bahwa langkah urutan pelaksanaan etika batuk adalah sebagai berikut:
- Saat anda batuk atau bersin, gunakanlah tisu atau saputangan atau lengan baju bagian dalam untuk menutupi hidung dan mulut.
- Buang tisu yang telah dipakai, ketempat sampah
- Bila menggunakan sapu tangan, maka setelah selesai digunakan sebagai penutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, simpanlah saputangan anda dengan posisi bagian yang telah dipakai berada pada lipatan bagian dalam.
- Cucilah tangan anda (boleh menggunakan sabun dan air mengalir atau antiseptik untuk cuci tangan)
- Saat menderita infeksi saluran pernafasan, sangat disarankan untuk menggunakan masker selama berada di area umum. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran mikroorganisme ke lingkungan sekitar.
Mari kita budayakan etika batuk, demi melindungi orang-orang sekitar, termasuk orang-orang yang kita sayangi. Yakinlah bahwa hal kecil seperti ini, dapat mencegah sesuatu yang besar terjadi (penyebaran virus kepada banyak orang).
Lakukanlah pola hidup sehat, kesehatan merupakan suatu hal yang ‘mewah’. Tentu anda tidak ingin sesuatu yang mewah ini hilang, bukan?
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengajak kita untuk hidup “CERDIK”.
Cek kesehatan secara berkala
Enyahkan asap rokok
Rajin aktivitas fisik
Diet sehat dengan kalori seimbang
Istirahat yang cukup
Kelola stres