31/Des/2018

Sebagai lanjutan tulisan sebelumnya, berikut beberapa penyakit gigi dan mulut yang berhubungan dengan penyakit sistemik, antara lain :

  1. Penderita Diabet/kencing manis, banyak ditemukan kelainan-kelainan jaringan periodontal/jaringan pengikat gigi mengalami kehancuran hingga gigi mengalami kegoyangan dan gigi lepas sendiri dari tempatnya. Hal ini akan diperparah bila kondisi rongga mulut nya buruk.
  2. Penderita yang dengan penyakit periodontal/penyakit gusi, memiliki kemungkinan lebih besar terhadap risiko kanker pancreas. Karena peradangan sistemik menghasilkan tingkat senyawa karsinogenik lebih besar.
  3. Penyakit gigi/penyakit gusi (kelainan periodontal) pada ibu hamil, sangat sering dijumpai dikarenakan ketidakseimbangan hormonal. Ibu hamil yang menderita penyakit gusi memiliki komplikasi pada kehamilannya lebih besar. Menurut penelitian, bahwa wanita dengan riwayat penyakit gusi pada usia kehamilan triwulan pertama, kemungkinan mereka akan melahirkan sebelum minggu ke-37/lahir lebih cepat/premature.
  4. Penelitian-penelitian yang menghubungkan antara kesehatan gigi dan mulut terhadap penyakit jantung yang dipengaruhi pula faktor usia dan kebiasaan merokok. Dalam bukti penelitian, terdapat bakteri saku gusi yang ditemukan di pembuluh darah jantung, hal ini akan sangat berbahaya bagi penderita.
  5. Riwayat penyakit gigi dan mulut dapat pula menimbulkan gangguan saluran pernafasan.
  6. Riwayat penyakit-penyakit darah (anemia, leukemia, multiple myeloma).
  7. Riwayat penyakit rheumatologic (sjogren syndrome).
  8. Riwayat penyakit kardiovaskuler, bakteri dalam rongga mulut dapat langsung masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah.

Pengobatan

Apabila terjadi masalah atau gangguan pada gigi kita, sebaiknya kita mendatangi dokter gigi yang sesuai dengan keluhan yang kita alami. Berikut adalah daftar spesialisasi dokter gigi yang disesuaikan dengan keluhan atau penyakit gigi dan mulut yang diderita oleh individu.

  1. Dokter gigi Spesialis Bedah Mulut, biasa mengerjakan kasus-kasus pencabutan gigi bungsu yang tumbuh terpendam/miring atau gigi lain dengan posisi tumbuh tidak pada tempatnya, fraktur tulang rahang akibat trauma/benturan, tindakan/operasi celah bibir dan langit-langit, operasi tumor rongga mulut, dll.
  2. Dokter gigi Spesialis Prostodonti/pembuatan gigi tiruan, mengerjakan pembuatan gigi tiruan kasus-kasus tertentu yang tidak bisa diatasi dokter gigi umum, pembuatan alat penutup celah langit pada bayi/obturator, dll.
  3. Dokter gigi Spesialis Ortodonti, mengerjakan pemasangan kawat gigi “fixed” yang tidak bisa dilepas pasang pasien (behel gigi). Behel ini berfungsi untuk meratakan susunan gigi yang tumbuh tidak rata/karehol karena mengganggu estetik dan fungsi lain.
  4. Dokter gigi Spesialis Konservasi Gigi/Endodontik, mengerjakan perawatan saluran akar gigi/perawatan syaraf gigi hingga tuntas dilanjutkan dengan tindakan penambalan tetap/pembuatan mahkota gigi dengan bahan sesuai indikasi, dll.
  5. Dokter gigi Spesialis Periodonti, mengerjakan tindakan-tindakan pembersihan karang gigi untuk kasus-kasus yang tidak bisa ditangani dokter gigi umum, pemasangan kawat/wire untuk mempertahankan susunan gigi yang mengalami kegoyangan, tindakan pembedahan jaringan gusi/gingival yang mengalami kelainan, dll.
  6. Dokter gigi Spesialis Pedodonti, mengerjakan tindakan-tindakan perawatan syaraf gigi anak, dilanjutkan dengan penambalan, pembuatan alat protesa untuk menahan ruangan pada gigi susu yang dicabut lebih awal supaya gigi yang masih sehat tidak bergerak kearah yg ompong (space maintener/space regainer) mengarahkan pertumbuhan/perkembangan gigi geligi, dll.
  7. Dokter gigi Spesialis Penyakit Mulut, mengerjakan tindakan penyakit-penyakit mulut yang lebih khas/kelainan-kelainan sistemik yang bermanifestasi ke rongga mulut seperti Oral Candidiasis (penyakit yang mengenai jaringan rongga mulut akibat pertumbuhan jamur yang tidak normal), Stomatitis/sariawan yang sulit sembuh, acute necrotizing ulcerative gingivitis, dll.
  8. Dokter gigi Spesialis Radiologi, mengerjakan/menganalisa dan menginterpretasi gambaran radiologi gigi geligi dan rahang dengan kondisi kelainan yang menyertainya.
  9. Dokter Gigi Umum, pekerjaannya meliputi tindakan preventif, kuratif dan rehabilitative terhadap kondisi gigi dan mulut individu/masyarakat. Tindakan yang dikerjakan seorang dokter gigi umum meliputi penambalan gigi, pembersihan karang gigi, perawatan syaraf gigi, pencabutan gigi, pembuatan gigi tiruan dan merapikan susunan gigi yang tidak teratur dengan alat ortodonsia lepasan. Pada kasus kelainan gigi dan mulut yang tidak bisa ditangani dokter gigi umum maka pasen akan dikonsulkan ke dokter gigi spesialis sesuai kompetensi/sesuai kasus yang dihadapi.

Rasulullah SAW bersabda: “Andaikan Aku tidak memberatkan umatku, pasti aku perintahkan atas mereka bersiwak/menggosok gigi setiap akan sembahyang”. (HR. Bukhari Muslim).

Hadist diatas menjelaskan bahwa betapa pentingnya setiap individu merawat kebersihan gigi dan mulut sehingga Rasulullah menganjurkan umatnya untuk senantiasa bersiwak (membersihkan gigi) saat hendak shalat. Merawat gigi geligi itu sangatlah penting karena apabila kebersihan rongga mulut tidak terjaga, dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diterangkan diatas, dari penyakit ringan hingga penyakit yg lebih parah.

Hal-hal yang penting dilakukan dalam merawat gigi  :

  1. Menyikat gigi dengan cara yang benar dan rutin setiap hari setelah sarapan dan sebelum tidur.
  2. Menggosok gigi dengan jenis bulu sikat gigi halus/medium.
  3. Menggosok gigi dengan memakai pasta gigi yang sesuai selera + tidak dengan tekanan berlebih.
  4. Berkumur-kumur setelah makan agar sisa makanan yang menempel di gigi bisa keluar.
  5. Dianjurkan makan makanan berserat karena membantu membersihkan gigi/self cleansing.
  6. Mengurangi makanan manis dan lengket, terutama anak-anak periode pertumbuhan.
  7. Ada tidak ada keluhan, wajib kontrol ke dokter gigi umum setiap 6 bulan sekali. Hal ini sangat diperlukan karena bila ditemukan lubang gigi yang masih dangkal bisa langsung ditambal per-manen atau bila ditemukan karang gigi dapat dilakukan pembersihan karang gigi/scaling. Bila ditemukan kondisi lubang gigi yang sudah dalam, sering sakit hilang timbul, berdenyut dan bengkak maka kunjungan ke dokter gigi akan semakin lama.
  8. Yang terutama hilangkan rasa takut berlebih bila berkunjung ke dokter gigi.

Penyakit gigi dan mulut sangat berhubungan erat dengan kesehatan umum secara menyeluruh. Oleh karena nya setiap individu berkewajiban memelihara keadaan gigi dan mulut dengan baik. Jika individu dapat menjaga kondisi gigi geligi dan mulut maka hal tersebut bisa mewakili kesehatan tubuh secara umum.


24/Des/2018

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Masalah kesehatan gigi dan mulut mempunyai pengaruh terhadap proses tumbuh kembang dan masa depan derajat kesehatan setiap individu. Individu yg kurang atau tidak peduli terhadap kesehatan gigi geligi dapat  mengalami berbagai macam keluhan yang lambat laun dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara umum. Salah satu penyebab munculnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat yaitu perilaku yang mengabaikan pentingnya kebersihan rongga mulut dan gigi.

Sebelum membahas fungsi gigi geligi, mari kita simak terlabih dahulu bagaimana periode pertumbuhan gigi. Dalam pertumbuhan gigi geligi, terdapat 3 periode utama pergantian gigi, yakni :

  • Periode pertumbuhan gigi anak atau gigi sulung atau gigi susu ( Deciduous Teeth ) yang dimulai sejak usia 6 bulan sampai dengan 7 tahun.
  • Periode gigi campuran ( Mix Dentition ) yang dimulai sejak usia 7 tahun sampai dengan usia 12 tahun. Dimana kondisi normal gigi susu mulai goyang hingga copot sendiri karena desakan gigi tetap pengganti dibawahnya, namum didalam kondisi tidak normal, gigi susu harus segera dicabut bila gigi tetap pengganti keluar/erupsi tidak pada tempatnya, guna menghindari susunan gigi yang tidak rata.
  • Periode gigi tetap atau gigi dewasa ( Permanent Teeth) yang dimulai saat usia 12 tahun keatas semua gigi sulung akan digantikan gigi tetap tapi ada kalanya individu tertentu di usia ini masih ditemukan gigi susu yg belum copot.

 

Jumlah Gigi

Jumlah gigi pada orang dewasa memiliki jumlah 32 gigi yang tersebar di rahang atas dan rahang bawah, untuk Rahang Atas terdiri dari 6 gigi atas depan atau anterior dengan rincian  gigi seri 1, gigi seri 2 dan gigi taring kanan & kiri , 4 gigi premolar atau geraham kecil  yang terdiri dari  2 gigi premolar kanan dan 2 gigi premolar kiri  seta 6 gigi geraham yang terdiri dari 3 gigi geraham kanan & 3 gigi geraham kiri.

Rahang bawah terdiri dari 6 gigi bawah depan atau anterior dengan rincian, gigi seri 1, gigi seri 2 dan gigi taring kanan & kiri, di rahang bawah juga terdapat 4 gigi premolar atau geraham kecil dengan rincian, 2 gigi premolar kanan & 2 gigi premolar kiri lalu terdapat pula 6 gigi geraham dengan rincian, 3 gigi geraham kanan & 3 gigi geraham kiri,  terkadang individu tertentu mendapatkan jumlah gigi tetap hanya 28 atau 30 gigi hal ini bisa terjadi dikarenakan memang tidak ada benih gigi bungsu atau ada gigi bungsu tapi posisi terpendam atau miring.

Sedangkan untuk Jumlah gigi anak atau gigi susu adalah 20 gigi, Rahang Atas terdiri 6 gigi atas depan atau anterior dengan rincian  gigi seri susu 1, gigi seri susu 2 dan gigi taring susu kanan & kiri , di rahang atas juga terdapat 4 gigi geraham susu dengan rincian 2 gigi geraham susu kanan &  2 gigi geraham susu kiri sedangkan pada Rahang Bawah terdiri 6 gigi bawah depan atau anterior dengan rincian gigi seri susu 1, gigi seri susu 2 dan gigi taring susu kanan & kiri  di rahang bawah juga terdapat 4 gigi geraham susu dengan rincian 2 gigi geraham susu  kanan & 2 kiri).

Fungsi Gigi Geligi  

Gigi geligi mempunyai fungsi sebagai berikut : Fungsi Mastikasi (Pengunyahan), Fungsi Estetik (Penampilan), Fungsi Fonetik (Bicara), Fungsi Identifikasi, Menahan posisi gigi asli yg masih sehat tidak bergeser kearah yang ompong, Menghindari gangguan sendi temporo mandibular, Mencapai keseimbangan pengunyahan dan menahan jaringan lunak  agar otot wajah tetap sehat.

Jenis  Penyakit/Kelainan Pada Gigi

Dalam perjalanannya, gigi dapat mengalami kerusakan. Mulai dari kerusakan kecil, hingga kerusakan luas, diawali  dengan lubang kecil (karies), sedang, besar hingga tertinggal sisa akar. Selama proses kerusakan gigi yang lama tentu  dilalui fase rasa sakit ringan hingga berat. Berikut ini adalah jenis-jenis kelainan atau penyakit pada Gigi dan Mulut :

  • Karies / lubang gigi, dikarenakan aktifitas bakteri yg merusak struktur gigi.
  • Radang Gusi / Gingivitis / Gusi bengkak, hal ini bisa terjadi dikarenakan kondisi mulut tidak terjaga kebersihannya sehingga terjadi penumpukan karang gigi / plak menempel ditepi gusi / leher gigi, keadaan ini memudahkan terjadi perdarahan gusi karena iritasi karang gigi terhadap tepi gusi. Kondisi akan semakin parah bila tidak segera ditangani dengan benar sehingga bisa berlanjut menjadi jenis penyakit lain.
  • Gigi Hipersensitif, kelainan gigi biasa dirasakan “ngilu/linu” saat terkena rangsang dingin. Keluhan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu secara alami atau bawaan saat pembentukan lapisan gigi, terbiasa makan minum yang dingin, pemutihan gigi, penumpukan plak, menggosok gigi dengan pasta gigi bersifat abrasive, Menggosok gigi dengan sikat gigi jenis bulu sikat keras/hard, Menggosok gigi dengan tekanan berlebih dan faktor usia lanjut.
  • Abses Gusi atau Gusi bengkak, hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya infeksi pada gusi yang disebabkan oleh aktifitas bakteri yang berkembang biak sehingga gusi tampak bengkak dan bernanah yang penampakanya seperti cairan kental berwarna kuning/putih/kuning kecoklatan. Muncul nanah
  • Radang Pulpa Gigi atau Pulpitis, merupakan perluasan lubang gigi yg dibiarkan terlalu lama sehingga meluas ke daerah pulpa yang akhirnya menimbulkan rasa sakit yang cukup hebat.
  • Tumor Pada Gusi, Tumor merupakan pertumbuhan sel yang berkembang secara abnormal, tumor dapat tumbuh dijaringan mana saja termasuk mengenai organ mulut terutama bagian mukosa atau jaringan lunak seperti bibir, gusi, lidah dan langit-langit, kurang menjaga kesehatan rongga mulut dan gigi, faktor kebiasaan buruk, faktor turunan atau genetik, trauma atau benturan yang mengenai jaringan sekitar rongga mulut bisa menyebabkan tumor ganas atau tumor jinak.
  • Stomatitis atau Sariawan, Kelainan ini dapat dikarenakan kekurangan Vit.C, keadaan psikologis/stress, iritasi dari sisa akar gigi, mahkota gigi / tambalan tajam/kasar. (bersambung…)

17/Des/2018

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Perang dunia II (PD II) yang merenggut begitu banyak nyawa telah lama usai, namun sesungguhnya peperangan yang dihadapi manusia belum benar-benar berakhir. Salah satunya adalah perang melawan penyakit yang juga meminta banyak korban, jauh lebih banyak dibanding korban PD II.

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah musuh terbesar yang kita hadapi saat ini. PJK mampu menyusup perlahan-lahan (kronik) dan menyerang secara halus yang membuatnya sulit terdeteksi pada fase awal dan seringkali diabaikan. Baru disadari setelah menyusup jauh dan menimbulkan kerusakan pada organ penting tubuh kita. PJK juga dapat menyerang secara mendadak dan cepat (akut) dengan serangan yang hebat dan mematikan. Kemampuannya ini menjadikan PJK sebagai penyakit yang sangat ditakuti dan menempatkannya pada urutan pertama penyebab kematian terbanyak di dunia.

Orang dengan hipertensi, diabetes, kadar kolesterol tinggi (dislipidemia) atau merokok mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena PJK. Kebanyakan orang sadar bahwa hipertensi, diabetes dan dislipidemia adalah masalah kesehatan sehingga mereka berusaha mengontrolnya. Namun sayangnya masih banyak yang tidak menganggap merokok sebagai masalah kesehatan, padahal seorang perokok berisiko terkena PJK 3 kali lipat dibanding bukan perokok.

Seseorang yang mengalami serangan jantung biasanya mengeluh nyeri dada di bagian tengah atau kiri seperti ditindih benda berat, ditekan atau rasa terbakar dan kadang menjalar ke punggung, leher, rahang atau lengan kiri. Lama nyeri berkisar antara 5 sampai 10 menit dan hilang timbul. Pada kondisi yang lebih berat, nyeri dada dapat lebih dari 20 menit dan sering disertai badan terasa lemas dan berkeringat banyak.

Nyeri dada tidak selalu disebabkan oleh kelainan jantung. Nyeri dada seperti ditusuk-tusuk, dicubit, disayat-sayat biasanya bukan karena kelainan jantung.  Nyeri dada yang dicetuskan oleh menarik nafas dalam atau pergerakan otot dada atau lama nyeri dada sangat sebentar (hitungan detik) atau sangat lama (beberapa jam atau bahkan hari terus menerus) merupakan tanda bahwa nyeri dada tersebut bukan dari kelainan jantung.

Diagnosis PJK seringkali sulit dan memerlukan berbagai pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiografi (EKG/rekam jantung), Ekokardiografi (USG jantung), Treadmill exercise test, sidik perfusi miokardium dengan nuklir, CT-scan koroner dan lain sebagainya. Untuk saat ini, yang menjadi gold standard untuk diagnosis pasti PJK adalah angiografi koroner.

Angiografi koroner atau banyak dikenal dengan istilah kateterisasi jantung, merupakan prosedur pemeriksaan yang bersifat invasif dan dilakukan di dalam ruangan khusus yang disebut laboratorium kateterisasi atau cathlab. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukkan selang kateter berukuran kecil dan lentur ke dalam pembuluh arteri di tangan atau pangkal paha sampai ke arteri koroner di jantung. Kemudian disuntikkan cairan kontras ke dalam arteri koroner dan difoto dengan alat rontgen sehingga anatomi arteri koroner tampak pada layar monitor.

Karena sifatnya yang invasif dan tentu saja dengan biaya yang cukup mahal, tidak semua pasien PJK harus dikirim ke cathlab untuk angiografi koroner. Semua pasien PJK harus dilakukan klasifikasi tingkat risiko berdasarkan pemeriksaan non-invasif seperti treadmill test, ekokardiografi dan lain-lain yang telah disebut di atas. Hanya pasien dengan serangan jantung dan pasien PJK dengan tingkat risiko sedang – tinggi saja yang perlu dikirim ke cathlab untuk angiografi koroner. Bila dijumpai penyempitan arteri koroner yang bermakna, maka umumnya dilanjutkan dengan tindakan untuk melebarkan penyempitan koroner tersebut, baik dengan cara di balon tanpa pemasangan stent/ring (balloon angioplasty) maupun disertai pemasangan stent (PCI/Percutaneous Coronary Intervention).

Meskipun angiografi koroner dan PCI merupakan prosedur yang paling umum dilakukan, beberapa prosedur lain dapat pula dikerjakan di sebuah cathlab baik untuk tujuan diagnostik maupun terapi.

Prosedur-prosedur yang biasa dikerjakan di cathlab antara lain :

  1. Angiografi koroner untuk diagnostik PJK dan menilai beratnya penyempitan arteri koroner
  2. PCI untuk terapi PJK dengan melebarkan dan memasang stent pada arteri koroner
  3. Kateterisasi jantung kanan untuk diagnostik penyakit jantung bawaan
  4. Pemasangan ocluder untuk menutup lubang/defek pada penyakit jantung bawaan seperti ASD, VSD atau PDA
  5. Percutaneous Transvenous Mitral Commisurotomy (PTMC) untuk melebarkan katup mitral (katup jantung kiri) yang mengalami stenosis/penyempitan
  6. Pemasangan pacu jantung (Pace Maker)
  7. Electrophysiology Study dan ablasi untuk diagnosis dan terapi kelainan irama jantung
  8. DSA (Digital Substaction Angiography) untuk menilai kelainan pembuluh darah di otak, tungkai dan lain-lain

Bagi masyarakat yang membutuhkan layanan Cathlab/Kateterisasi, dapat dilakukan di RS Al-Islam Bandung. Baik pasien umum, maupun dengan menggunakan fasilitas BPJS, sesuai prosedur yang barlaku.

Pelayanan Cathlab ditangani langsung oleh dokter-dokter spesialis jantung RS Al-Islam Bandung yang telah tersertifikasi untuk penanganan tindakan kateterisasi jantung.

Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi. 022-7562046 Ext. 3908


01/Des/2018

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

“Wahai hamba-Ku, aku ini ‘sakit’, tetapi kamu tidak mau menjenguk dan merawat-Ku”. Hamba menjawab, “Bagaimana aku dapat menjenguk dan merawat-Mu, sedang Engkau Rabbul Alamin.” Allah menjawab, “Seorang hamba-Ku sakit, apabila kamu menjenguk dan merawatnya tentu kamu akan menjumpai-Ku di sana.”

Dalam salah satu hadits Qudsi di atas, Allah S.W.T telah menempatkan kedudukan orang-orang yang sakit seolah-olah Allah Ta’ala sendiri yang sakit. Dapat kita simpulkan bahwa, manusia dituntut agar selalu memperhatikan orang-orang yang sakit dengan memberikan bantuan moril maupun materiil. Khususnya bagi penderita AIDS, sehingga mereka tak terkucilkan secara moral dari masyarakat.

Ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk memerhatikan dan memerlakukan dengan baik kepada orang-orang yang sakit, termasuk orang yang menderita HIV/AIDS. Namun, jangan sampai perlakuan yang baik itu justru akan mengorbankan orang lain yang tak terkena menjadi tertular HIV/AIDS.

“Bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan mendatangkan bahaya lain”

“Sesungguhnya Islam merupakan Rahmat bagi sekalian Alam”


LOGO-PUTIH-compress

About Us :
RS Al Islam Bandung adalah Rumah Sakit milik Yayasan RSI KSWI Jawa Barat yang mempunyai visi "Menjadi Rumah Sakit Yang Unggul, Terpercaya dan Islami dalam Pelayanan dan Pendidikan"

RS Al Islam Bandung
Jl. Soekarno Hatta No. 644
Tel. (022) 7565588
Email : cs@rsalislam.com

Sertifikat

paripurna-2022-2026-4-11zon

Sertifikat Paripurna

Copyright by RS Al Islam Bandung 2021. All rights reserved.